Jatim Aktual Jakarta,| Mantan kepala desa (kades) di Sumenep Madura diduga melakukan kekerasan dan penganiayaan terhadap wartawan online saat dalam peliputan di lapangan.
Hal itu mendapat sorotan dari berbagai pihak, baik dari rekan se-profesi di Madura dan juga aktivis Jawa Timur yang ada di Jakarta.
Koordinator Jatim Progress, Imam Hanafi, mengecam tindakan kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Sumenep yang diduga dilakukan oleh mantan kades Batu Ampar, Kecamatan Guluk-Guluk.
Imam, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa kekerasan terhadap jurnalis atau wartawan seharusnya tidak terjadi, sebab karena mereka masyarakat mendapat informasi. Aparat kepolisian, kata Imam, harus cepat menangkap terduga pelaku penganiayaan di Sumenep tersebut.
“Kekerasan atau penganiayaan terhadap jurnalis atau wartawan seharusnya tidak terjadi. Sebab dari mereka kita bisa dapat informasi. Kasus di Sumenep saat ini harus dilakukan tindakan tegas oleh kepolisian, segera tangkap pelaku dan penjarakan,” tegas Imam dalam keterangannya, Selasa (27/3/2023).
Sebagai solidaritas dan menjunjung tinggi kebebasan pers. Jatim Progress, menurut Imam, akan turut mengawal kasus penganiayaan tersebut sampai terduga pelaku ditangkap polisi.
“Kami akan ikut mengawal kasus ini. Tidak boleh dibiarkan, agar tidak terjadi lagi kasus serupa. Polres Sumenep harus segera menangkap terduga pelaku yang ditengerai sebagai mantan kades,” terangnya.
Imam mengancam akan turun melakukan aksi demonstrasi di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia jika terduga pelaku penganiayaan tidak segera ditangkap Polres Sumenep.
“Kasus penganiayaan ini kasus serius. Polisi harusnya gerak cepat. Kami Jatim Progress minta Kapolres Sumenep segera menangkap semua yang diduga terlibat penganiayaan terhadap wartawan tersebut. Jika dalam 3×24 jam polisi tidak bisa menangkap, kami pastikan akan menggelar aksi demonstrasi di Mabes Polri dengan tuntutan tegas Minta Kapolres Sumenep Dicopot,” pungkasnya.